MENGAPA HARUS BERDOA?
PENGARUH DOA DALAM KEPEMIMPINAN KRISTEN
PADA SAAT MENGALAMI KEADAAN YANG SULIT
Oleh : Daud Minggu
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Banyak
orang di seluruh dunia berdoa. Mereka melakukan hal sedemikian karena mereka
menginginkan pertolongan Allah di dalam masa-masa yang sulit. Sedihnya,
kebanyakan mereka tidak pernah mempertimbangkan bagaimana mereka harus berdoa
sesuai dengan apa yang ada di hati Allah, khusunnya pada saat-saat itu. Para
pemimpin tahu arti penting dari peran doa dan berdoa secara strategis pada
masa-masa kunci. Mereka tidak panik atau sekedar bereaksi dalam ketakutan.
Mereka mencari dan menemukan Allah pada saat-saat seperti itu, dan membereskan
masalah-masalah di dalam doa yang menuntun kearah terobosan -terobosan yang
bermakna dalam hidup dan kepemimpinan mereka.
Doa sangat dibutuhkan bagi para Pemimpin
ketika ia mengalami saat-saat yang penting (sulit) dalam sebuah Kepemimpinannya
agar Pemimpin tersebut tidak salah mengambil suatu tindakan atau keputusan yang
dapat merugikan dirinya atau orang lain.
Untuk mendapat contoh yang terbaik
dari pada kehidupan doa, seorang pemimpin dengan sendirinnya akan melihat
kehidupan Tuhan Yesus Kristus, karena kercayaan bahwa berdoa itu masuk akal dan
perlu, bukan semata-mata didasarkan atas logika, namun terutama atas contoh dan
pengajarannya. Seandainnya doa itu tidak perlu dan tidak masuk akal, tentunnya
tidak akan ada dalam kehidupan dan pengajaran-Nya. Jika orang, mempelajari doa
dalam kehidupan Tuhan Yesus, maka akan nyata kepadanya bahwa doa menolongnya
agar tetap mempunyai pandangan yang tajam dan jelas mengenai kewajiban
moralnnya.
Maka dari itu penulis akan membahas
mengenai peran dari doa ketika Seorang Pemimpin mengalamai saat-saat yang
penting (sulit) dalam kepemimpinannya.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah ialah dasar suatu pertanyaan
yang di buat berdasarkan latar belakang masalah di atas. Maka berdasarkan latar
belakang di atas penulis akan membahas dan membuat rumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan yang mengenai sejarah pentignnya doa dalam sebuah kepemimpinan
ketika mengalami saat-saat yang pending dalam kepemimpinannya sebagai seorang
pemimpin.
1.
Apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan
2.
Apa yang dimaksud dengan
doa
3.
Pandangan Para Ahli
mengenai Kepemimpinan
4.
Bagaimana cara berdoa
yang benar ketika saat-saat yang penting dalam sebuah kepemimpinan
5.
Tujuan doa dalam
kepemimpinan
6. Siapa
teladan dalam doa?
TUJUAN
1.
Mengetahui tentang kepemimpinan
2.
Mengetahui Pandangan Ahli mengenai Kepemimpinan
3.
Mengetahui tentang doa
4.
Mengetahui Tujuan doa dalam kepemimpinan
5.
Mengetahui telan yang harus di contoh dalam doa
Tujuan dari penulisan ini adalah agar pembaca
dapat mengetahi pantingnnya doa dalam sebuah kepemimpinan ketika menghadapi
saat-saat yang penting dalam sebuah kepemimpinan agar kepemimpinan yang
dilakukan sesuai dengan Kebenaran dan tidak melenceng dari kehendak Allah.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan
dalam menggerakkan dan memengaruhi orang lain. Ini adalah tentang memepengaruhi
seseorang untuk alasan yang bermanfaat. Maka dari itu seorang pemimpin harus
berusaha menemuka cara yang efektif dalam melakukannya. Orang hanya dapat
memimpin orang lain sejauh orang dapat mempengaruhi mereka. Kenyataan ini
didukung dari definisi-definisi kepemimpinan yang dirumuskan oleh orang-orang
yang mempunyai pengaruh yang besar.
Dr. John R. Mott, seorang pemimpin
kaliber dunia di kalangan mahasiswa, memberikan definisi sebagai berikut,
“Seorang pemimpin adalah orang yang mengenal jalan, yang dapat terus maju dan
yang dapat menarik orang lain mengikuti dia”.
Lord Montgomery mendefinisikan
kepemimpinan adalah “kemampuan dan kehendak untuk menggerakkan orang laki-laki
dan kehendak untuk satu tujuan Bersama, dan watak yang menimbulkkan
kepercayaan”.
Hendry Kissinger mengatakan,
“seorang pemimpin adalah seorang individu pencipta visi yang menggerakkan
orang-orang dari tempat dimana mereka berada ke tempat dimana mereka belum
pernah ada.
A.B. Susanto mengatakan bahwa tugas
seorang pemimpin adalah membuat proram visioning yang mampu mengutarakan visi
dan misinya.
Menurut Samuel Tirtamiharja,
kepemimpinan adalah suatu proses dalam mebujuk atau meberi contoh dimana
seorang pribadi (proses tim) termaksud sebuah grup mengejar tujuan yang
dipegang oleh seorang pemimpin atau dibagikan antara pemimpin.
Maka dari itu kepemimpinan bukanlah
suatu kedudukan atau posisi melainkan sebuah tanggung jawab yang harus diemban.
Tugas seorang pemimpin yaitu bertanggung jawab dalam membujuk orang lain melalui
prilaku atau teladannya demi mecapai tujuan Bersama.[1]
Pengertian Doa
Doa merupakan suatu ekspresi naluri keagamaan paling tua, paling
unifersal, dan paling kuat. Doa memiliki daya jangkauan yang tidak terbatas.
Doa juga merupakan suatu ungkapan hati Nurani yang diungkapkan kepada Yang Maha
Kuasa.
Doa memiliki arti yang luas; misalnya permohonan mendesak (kej. 12:13),
memepertimbangkan (Yer. 37:20), memohon (Yun. 4:2; Kis. 8:22), keinginan (II
Kor. 13:7). Parlmer memberi definisi tentang doa, bahwa “Prayer is abtauned by
combining the unto God for things thankful acknovvledgment of his mercies.
“(parlmer, 1980:13).
Pada zaman bapak leluhur, doa adalah menyeruh nama Tuhan (Kej. 4:26;
12:8) yakni nama yang Kudus melalui doa permohonan yang didalamnnya ada kaitan
langsung dan keakraban (kej. 15:12; 18:23) juga dikaitakan dengan persembahan
korban.pada zaman pra pembuangan salah satu tekanan utama doa adalah “syafaat’
(band. Wanger, 1999:15)
Bagaimana cara para pemimpin menangkap saat-saat yang
sangat penting di dalam Doa?
Alkitab (Kitab Suci) memberitahukan
“Tetap Berdoa” (1 Tesalonika 5:17).
Namun terkadang apa yang orang doakan dan bagaimana orang tersebut
mendoakannya menjadi lebih penting karena alasannya pada saat seperti apa orang
tersebut sedang berdoa. Saat tersebut membuka suatu kesempatan akan terjadinnya
perubahan yang berarti. Para pemimpin memaklumi dan menangkap saat-saat seperti
itu.
pengamatan-pengamatan tentang bagaimana para pemimpin
Berdoa
1. Para
pemimpin yang belajar efektif belajar untuk Berpikir sebagaimana Allah berpikir
dan mendoakan buah-buah pikiran itu
Yohanes
12 menggambarkan Ketika Yesus menghadapi jam-jam terakhir dari hidup-Nya di
bumi. Menyadari saat-saat yang penting itu, Dia berdoa demikian “Sekarang
jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan kukatakan: Bapa, selamatkanlah Aku dari saat
ini’? Tidak, Sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah
nama-Mu” (Yohanes 12:27-28).
2. Para
Pemimpin yang efektif berdoa atas dasar Hubungan, bukan sekedar rutinitas
Doa-doa
yang sangat penting mengganti kata-kata klise masa lalu dan ungkapan-ungkapan
yang tak berarti dalam percakapan yang penuh makna dengan Allah. Ini berarti
bahwa berdoa harus dengan kerinduan dari dalam hati (penuh dengan kerendahan
hati), bukan sekedar dari pikiran (otak) saja.
3. Para
pemimpin yang efektif mempelajari doa yang sangat penting, sementara mereka
menjadi Dewasa secara rohani.
Para
pemimpin seringkali terjebak dalam memenuhi agenda Allah. Mereka berpindah dari
sekedar mendoakan apa yang mereka inginkan, kearah doa yang memikirkan visi
Allah yang lebih besar. Berdoa seperti ini bukan sekedar memenggal sesuatu. Ini
tak berarti bahwa seseorang berhenti untuk memepercayaai Allah bahwa Allah
dapat melakukan mukjizat, kemudia menyerah pada nasib saja. Namun ini berarti
bahwa seseorang mempercayai Allah dan tujuan-tujuan-Nya, baik memahaminnya
maupun tidak.
4. Para
pemimpin yang efektif mengenal saat-saat yang Kritis dan berdoa secara
strategis
Para
pemimpin melihat persimpangan-persimangan kunci dalam jalan hidup mereka dan
berdoa dengan bijaksana pada saat-saat kritsi itu. Mereka melihat hal-hal
tersebut lebih penting dari pada minat-minat pribadi mereka sendiri. Tak ada
alas salahnya untuk mendoakan kebutuhan-kebutuan pribdi atau situasi-situasi
terkini. Namun saat orang melupakan tujuannya, maka orang tersebut akan menjadi
bdak terhadap hal-hal yang bersifat mendesak.
5. Para
pemimpin yang efektif belajar berdoa dengan tidak mementingkan diri
Kenyataanya
adalah banyak orang telah berdoa, namun kebanyakan mereka berdoa dengan
mementingkan dirinya atau kebutuhnnya sendiri. para pemimpin yang efektif
ketika berdoa, pemimpin tersebut tidak boleh mementinkan egonya sendiri namun
harus dapat merendahkan dirinya kepada Tuhan.
6. Para
pemimpin yang efektif tidak mengajar kefasikan doa, namun secara sederhana doa mereka
Nyambung dengan hati Allah
Doa yang sangat penting lebih
bersangkut paut dengan posisi sikap hati seorang pemimpin ketika berdoa
daripada dengan pilihan kata-kata. Doa merupakan suatu ungkapan hati seseorang
yang dipersekutukan dengan hati Allah dalam mewujudkan tujuan-tujuan-Nya dalam
siatuasi yang dialami. Ada perbedaan diantara keadaan “nyambung” dan “tidak
Nyambung”denga Allah. Tidak semua doa “nyambung”denga Allah. Karena realita
sekarang ini banyak orang yang salah memahami arti doa yang sesungguhnya,
sehingga orang-orang salah dalam berdoa.
Tujuan Doa dalam Kepemimpinan
Doa
sangat penting di dalam sebuah Kepemimpinan agar Kepemimpinan yang dijalankan
dapat terlaksanan dengan baik. Apalagi ketika saat-saat yang sangat penting
(sulit) dalam sebuah kepemimpinan. Terkadang seorang pemimpin tidak sadar
betapa pentingnnya sebuah doa. Bahkan tidak percaya dengan kuasa Doa. Namun
tujuan utama doa dalam sebuah kepemimpinan adalah agar seorang pemimpin
memiliki relasi yang baik kepada Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan dalam
menjalankan tugas dalam Kepemimpinan.
Yesus sebagai teladan dalam berdoa
Kebanyakakan
sebagai pengikut Kristus, mereka tidak memiliki waktu untuk berdoa setiap hari.
Namun mereka memakai waktunya dengan kegitan-kegiatan atau hal-hal yang lain.
jika doa penting bagai orang Kristen khusnya bagi para Pemimpin, pasti
menyediakan waktu untuk melakukannya (Berdoa). Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan atau dilakukan dalam berdoa, yakni:
1. Berdoa
dari Lubuk Hati
Doa yang tulus dari lubuh hati
menunjukkan kepada betapa seringnya orang tersebut berdoa dengan kendali
otomatis. Namun Allah tidak tidak berminat pada ungkapan-unkapan klise. Mazmur
62:9 berkata, “Curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya.” Maka dari itu Allah
ingin agar setiap umatnya ketika berdoa benar-benar dari lubuk hati dan
mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan, sehingga apa yang dibutuhkan, Tuhan akan
memberikannya.
2. Berdoa
Secara Spesifik
Disamping
berdoa secara pribadi dan tulus, Yesus menasihatkan para murud-Nya agar mereka
berdoa secara spesifik dan tulus, Yesus. Yesus memperlihatkan kepada mereka apa
yang Yesus maksud dengan memberi sebuah contoh doa, yaitu Doa Bapa Kami.
Yesus
memulai doa-Nya dangan kata Bapa Kami. Hal ini mebuat agar orang Kristen
menyadari bahwa mereka adalah anak Allah melalui Yesus Kristus.
Bagian
berikutnya, yang di surga, hal ini sebagai peringatan bahwa Allah
berdaulat, agung, dan Mahakuasa.
Dikuduskanlah
nama-Mu. Hanya Allah sajalah yang disembah dan
hanya Allah saja menjadi tempat bagi orang-orang datang kepada-Nya dalam doa.
Datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Menyerahkan
semuanya kepada kehendak Allah, karena hanya Allah yang berdaulat atas
segalanya.
Berikanlah
kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.
Rasul Paulus menulis, “nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Flp 4:6). Semua keprihatinan
yang dialami seseorang entah itu besar atau kecil atau membutuhkan mujizat,
orang tersebut harus memintanya hanya Kepada Allah yang mahakuasa melaui doa.
Ampunilah
kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepada kami. Pastikan bahwa diri ini bukan sebagai
penghalang. Seseorang ketika berdoa harus mengakui segala dosa-dosanya, agar
menerima pengampuan Tuhan, serta dapat mengampuni orang lain hal. ini harus
dilakukan seorang pemimpin ketika dalam sebuah kepemimpinan ada orang-orang
yang tidak suka bahkan ingin menjatuhkan.
Janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.
Orang sangat membutuhkan Pertolongan kepada Tuhan agar melindungi dari hal-hal
yang jahat, Khususnya ketika dalam sebuah kepemimpinan pasti memiliki banyak
cobaan, maka dari itu seorang pemimpin harus berdoa kepada Tuhan agar
kepemimpinan yang ia jalankan selalu dalam lindungan Tuhan.
Karena
Engkalulah yang empunya Kerajaan dan Kuasa dan Kemuliaan sampai selama-lamanya.
Mengakuai bahwa hanya Tuhan sajalah yang berkuasa dan berdaulat di surge maupun
di bumi dan semuannya adalah milih Tuhan.
Doa Bapa kami merupakan contoh yang dilakukan oleh
Yesus, namun doa ini tidak pernah dimaksudkan sebagai mantera ajaib dalam
memikat perhatian Allah. Namun Yesus memperingatkan agar, ketika seseorang
berdoa menghindari ungkapan yag diulang-ulang.
BAB III
KESIMPULAN
Doa sangat dibutuhkan oleh semua
orang, karena doa sangat besar kuasannya. Ketika seseorang atau pemimpin
mengalami masalah atau menghadapai saat-saat yang sangat penting dalam kehidupan
mau dalam sebuah kepemimpinan, maka sebaiknya orang tersebut datang kepada
Tuhan dengan cara berdoa memohon pertolongan agar Tuhan Memberika jalan keluar
dari setiap masalah yang dihadapi.
ketika seseorang berdoa, yang harus dilakukan
adalah datang kepada Tuhan dengan penuh kerendahan hati serta mengaku
kesalahan(dosa). Tuhan juga mengingini semua orang datang kepada-Nya dan
meminta apa yang dibutuhkan. Seberapa sering seorang pemimpin berdoa maka
ketika mengalami masa-masa yang sulit dalam kepemimpinannya, seorang pemimpin
tersebut akan menghadapinnya dengan tenang
DAFTAR PUSTAKA
Hybels
Bill. Terlalu sibuk? Justru harus berdoa (Jakarta. Yayasan Komunikasi
Bina Kasih. 2009)
Sanders
Osweld.J. Kepemimpinan Rohani. Kalam Hidup. 2019
Bounds,
E.M., Prayer and praying men. London: Hodder, Stoumghton.
John
C. Maxwell, Mengembalakan Kepemimpinan di sekeliling Anda, (Jakarta:
Mitra Media, 20001).
Wagner,
C. Peter, Gereja Saudara Dapat Bertumbuh, (Malang: Gandum, Mas, 1997)
Tomatala, Yakub, Kepemimpinan yang Dinamis, (Jakarta:
YT. Leadership Fondation, 1997)
Stout Larry. Dr ” Model Kepemimpinan Ideal yang
mendubah Dunia”. Anni Offset, Yogyakarta. 2010
Bonnke Reinhard,”Penginjilan Dengan Api”. Yayasan
Pekabarab Injil. Jakarta
Octavianus
Petrus. Menagemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah”. (Malang: Gandum
Mas, 1986).
Clinton
Richard dan Leaven Worth Paul. “Memulai Dengan Baik – Membangun Kepemimpinan
Yang Kokoh”. (Jakarta: Metanola, 2004.)
Hocking
Daavid, “Rahasia Keberhasilan Seorang Pemimpin”. (Yogyakarta: Yayasan
Andi, 1994)
Goleman,
Danil. “Leadership That Gats Rasults”. Harvard Business Review. 2000.
Myles
Munroe. ” The Soirit of Leadership”. (Jakarta: Imanuel, 2006)
Jeff
Hammod “ Kepemimpinan Yang Sukses”. (Jakarta: Metanpia, 2003)
Frsnk Damazio, “ Pemimpin Barisan Depan: Sebuah
Angkatan Baru Pemimpin Guna Menghadapi Masa Depan”, (Jakarta: Harvest
Publication House, 1995)
Komentar
Posting Komentar