KITAB APOKRIFA MENGGUNCANGKAN ATAU MELEMAHKAN IMAN??

 



KITAB APOKRIFA MENGGUNCANGKAN ATAU MELEMAHKAN IMAN

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

            Ketika bebicara mengenai Kitab suci, maka sama dengan berbicara mengenai sebuah kumpulan Kitab suci. Setiap tulisan mehadapi suatu tahap percobaan (proses) yang pada akhirnya dapat diterima sebagai suatu kitab Suci. Apabila setiap tulisan yang telah diterima atau ditetapkan tersebut akhirnya dimasukkan dalam Sebuah Kanon. Dan banyak tulisan-tulisan yang ditolak sebagai suatu kanon karena ketika tahap pencobaan atau penelitian terdapat hal-hal yang tidak sesuai bahkan isinya tidak sesuai dengan kebenaran (sesat) dan kitab-kitab tersebut sering disebut kitab Apokrifa (kitab Non-kanonik).[1]

Dari dulu sampai saat ini banyaknya ajaran atau kitab-kitab yang tidak masuk dalam kanon yang membuat banyak orang menjadi takut bahkan membuat sesorang berperilaku yang tak wajar (berperilaku jahat). Sejak munculnnya The Da Vinci code, banyak orang menjadi tercengang, merasa terancam karena tulisan-tulisan yang tidak resmi. Novel tulisan Dan Brown itu menawarkan sebuah rekontruksi sejarah untuk membuktikan adanya perahasiaan oleh gereja terhadap data-data yang dapat membahayakan. Persoalan yang dapat dijumpai dalam tulisan-tulisan tersebut juga beragam, ada yang berkaitan dengan penggambaran tokoh Yesus yang dirasa berlebihan atau bahkan bertentangan dengan Yesus yang terdapat dalam keempat injil yang telah terkanon di dala kitab suci orang Kristen.

Dengan munculnnya kitab-kitab seperti itu sangat menyerang iman kekristenansehingga ini menjadi suatu bahan percakan di kalangan Kristen. Kanon merupakan sebuah istilah teknis yang dapat dikatakan buku-buku bermuatan “keilahian”maka dari itu dianggap layak untuk dimaksukkan dalam Kitab Suci.

 

 Rumusan masalah

Rumusan masalah ialah dasar suatu pertanyaan yang di buat berdasarkan latar belakang masalah di atas. Maka berdasarkan latar belakang di atas penulis akan membahas dan membuat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang mengenai :

1.      Pengertian Kanon

2.      Definisi kitab apokrifa

3.      Macam-macam kitab Apokrifa

4.      Injil apokrifa

5.      Menyikapi Kitab Apokrifa

BAB II

PEMBAHASAN

1.    Pengertian Kanon

Kata “Kanon”berasal dari kata Yunani yang berarti suatu alat ukur yang dipakai dalam mengukur sesuatu misalnya mengukur tanah. seiring perkembangan kata “kanon”mendapatkan arti yaitu: “apa yang ditetapkan”. Setiap orang percaya bahwa Kitab suci merupakan “ukuran iman”, sehingga banyak orang mengatakan bahwa Kitab Suci merupakan“kanon Iman”. Dalam pengkanonan tidak sembarang kitab-kitab dimasukkan dalam Kanon, hanya kita-kitab yang dianggap layak yang telah ditelilah yang dapat dimasukkan dalan suatu kanon. Dalam Agama Kristen kitab-kitab yang dipilih dan dijadikan kanon berjumlah 66 kitab yang dibagi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka dari itu kanon disebut sebagai daftar kitab-kitab yang termaksud dalam kitab Suci.

Tulisan-tulisan yang menjadi bagian dari kanon Kitab suci kemudia disebut sebagai tulisan-tulisan Kanonik. Nanmun sangat banyak tulisan yang tidak memenuhi ukuran sebagai suatu ajaran gereja yang resmi menjadi suatu tulisan di luar kanonik.[2]

Ada beberapa contoh daftar penting yang sangat membantu proses penegakan kanon perjanjian baru sampai pada bentuk da nisi kitab suci yang diyakini oleh orang Kristen saat ini.

a.              kanon Muratoni, nama tersebut diberikan dengan alasan bahwa teks memuat daftar kitab

tersebut ditemukan oleh Ludovico Antonio Muratori, yang dikenal sebagai seorang ahli sejarah berkebangsaan italia. Teks tersebut diperkirakan sebagai tulisan dari akhir abatnya yang ke 2 M. Bahasa yang digunakan dalam teks tersebut ialah Bahasa latin yang sangat kasar dengan ditemukan banyak kesalahan tulis. Teks ini terdiri dari 8 baris. Empat injil yang diakui yaitu matius, markus, Lukas, Yohanes.  Kanon ini secara eksplisit menyebutkan adanya surat-surat yang memakai nama Paulus kepada jemaat di laodikia dan kepada jemaat di Alexsandria. Kanon ini juga secara eksplisit menyebutkan beberapa tulisan yang menyimpang (sesat) karena ditulis oleh para pemimpin yang telah dikenal sesat. Dari daftar kanon Maratori perlu untuk dipahami dan diperhatikan bahwa terdapat beberapa tulisan yang tidak dicantumpakn.[3]

b.             Kanon Codex Claromontanus ialah sebuah dokumen yang berasal dari abad ke-6 m. di dalam temuan manuskrip surat-surat Paulus dalam Bahasa yunani dan latin. Setalah daftar buu-buku perjanjian lama ditemukan pula daftar buku-buku Perjanjian baru. Daftar tersebut merupakan Salinan saftar berbahasa Yunani yang diperkirakan berasal dari wilayah Aleksandria pada tahun 300 M[4].

2. Kitab-kitab Apokrifa

2.1. Definisi (pengertian)

          Istilah “apokrifa”berasal dari Bahasa Yunani “apokrufos” yang memiliki arti yaitu”tersembunyi”. Apokrifa dipahami sebagai sejumlah kitab yang tidak dimasukkanke dalam kanon Alkitab, namun disebutkan dalam Alkitab, dan ditulis pada waktu yang bersama (tidak lama sesudah Alkitab ditulis.

          Sampai pada abatnya yang ke-16, pemahaman orang Kristen terhadap kedudukan kitab-kitan Apokrifa ini sebagai suatu kanon yang sedikit terombang-ambing. Tetapi yang sebenarnnya, mereka telah menolak untuk menganggap kitab-kitan ini sebagai sutau kanon sejak awal dikarenakan kitab-kitab Apokrifa mengandung pengajaran yang menyimpang dari Ajaran Kristus. Ada banyak kitab apokrifa yang berhubunga dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pada abad ke-2 sebelum Masehi hingga abadnya yang ke-4 sesudah masehi kitab-kitab tersebut dikarang dan banyak yang berminat, baik itu di kalangan orang-orang Yahudi maupun di kalangan orang biasa. Tidak jarang terjadi bahwa kitab-kitab apokrifa Perjanjian Lama yang dikarang oleh orang-orang Yahudi kemudian diambil oleh banyak orang (ahli). Kitab-kitab apokrifa merupakan kitab-kitab para bidat Yahudi. Kitab apokrifa dalam katolik disebut “Pseudepigrapha” juga disebut “deoterokanonika”.

          Kitab Apokrifa juga berkaitan dengan tulisan yang memang ditulis sebagai tulisan “ rahasia, dalam Bahasa Inggris yang dipakai sekarang, mungkin kata apokrif sejajar dengan istilah confidential. Kitab ini menjadi suatu penolakan di kalangan orang-orang non yahudi terhadap ajaran petrus, karena mengikuti ajaran paulus[5].

Sejarah mencatat bahwa ada banyak tulisan yang dinilai sesat. Tulisan yang disebut kitab apokrifa dinyatakan tidak sesuai dengan ajaran gereja yang resmi. Injil apokrifa sebagai injil yang disembunyikan atau yang sebut injil yang dilarang atau lebih dikenal sebagai injil sesat. Bagi mereka yang mengakui wibawa tulisan tersebut, maka kitab apokrifa memiliki arti yang positif, yang berarti tulisan tersebut tersebunyi bagikebanyakan orang, karena dalam tulisan tersebut berisi bahan yang terlalu dalam, yang sangat dulit untuk dipahami oleh orang biasa. Bagi orang yang tidak mengakui wibawa tulisan tersebut, apokrifa memiliki pengertian yang negative. Karena tulisan tersebut disembunyikan karena isinya dinilai sesat (tidak sesuai dengan kebenaran)[6].

Pada Mulannya kitab Apokrifa  ini ditambah satu per satu pada septuaginta, terjamahan dalam Bahsa Yunani dari Perjanjian Lama Ibrani terselesaikan pada sekitar tahun 250 sebelum Masehi, ini dakatakan perlu dikerenakan dampak dari Helenisme terhadap Yudaisme. Kitab ini terpisah atau tidak digabungkan dari Alkitab Ibrani dan tidak diakui oleh orang Ibrani sebagai Kanon Perjanjian Lama. Tetapi para ahli kitab Ibrani tidak menulis mengenai hal tersebut.  Sehingga berdampak dengan adannya suatu kebingungan di antara orang-orang Kristen yang berbahasa Yunani yang memegang Sepuaginta sebagai Alkitab Mereka. Hal tersebut terjadi sekitar tahun 100.

Aleksandria mengutip Apokrifa dalam tulisan yang mereka miliki yaitu “Kutab Suci” sinode yang bereada di Hippo tahun 393, pada saat ini mereka menetahkan penggunaan kitan Apokrifa sebagai Kanon, namaun Eusebius serta Athanasius memiliki pemahaman yang tidak sama dengannya karena mereka membedakan Kitab Apokrifa di dalam Perjanjian Lama. Seiring berjalannya waktu terjadi sutu revisi dari Vulgata Hieronimus, mencantumkan perbedaan tersebut karena banyaknnya pembaca lati tidak menyadari adanya suatu perbedaan Perjanjian Lama dengan Apokrifa.

Tulisa-tulisan yang ada dalam kitab apokrifa berbeda dengan tulisan-tulisan kanonis, buku apokrifa ini ada sekita pertengahan abad kedua. Buku tersebut memberikan gambaran mengenai Yesus yang tidak sesuai dengan kitab yang diyakini oleh orang Kristen. Contohnya seperti injil Thomas yang membahasa seumlah kata-kata yang asing (aneh) dari Yesus, dimana injil ini menjelaskan bahwa dia akan mengubah maria yang seorang wanita menjadi seorang pria yang bertujuan agar dapat masuk dalam surga. Ada juga injil yang terkenal dan cukup membuat kalangan orang Kristen awam cukup heran, yaitu injil masa kanak-kanak dari Thomas, kitab ini membahas bahwa Yesu anak yang memiliki kelakuan kasar yang mengakibatkan anak seusiannya mengalami kematian akitabnnya. Adapun buku yang cukup meresahkan yaitu buku apokrifa Kisah Paulus dan kisahnnya Petrus dimana buku tersebut membahasa berpantang hubungan seksual sama sekali, bahkan buku ini menceritakan bahwa para rasul memaksa kaum wanita agar memisahkan diri dari suami mereka. Tulisan Apokrifa kebanyakan mencerminkan kepercayaan orang Gnostik, yang berpendapat bahwa sang pencipta, Yehuwa, bukanlah Allah ynag memiliki karakter yang Baik. Selain itu mereka sangat meyakini bahwa kebangkitan itu bukanlah hal yang harafia bahkan mereka percaya bahwa semual hal jasmani itu jahat.[7]

Motif Penulisan Kitab Apokrifa

            Kitsb ini merupakan suatu kitab yang dirahasiakan karena mengandung isi yang bertentangan dengan keimanan gereja karena isinya sebuah fiksi, fitnah, dongeng, menyesatkan. Dessy Rahmadani SJ. Mengelompokkan dua jenis tulisan apokrifa berdasarkan motif serta konteksnnya yakni tulisan apokrifa yang bertujuan untuk melengkpi tulisan-tulisan injil dan yang kedua bertujuan untuk menggantikan tulisan-tulisan injil yang telah terkanonkan.[8]

Kisah dari kehidupan Yesus tidaklah secara keseluruhan diceritakan. Ketika kembali melihat injil kanonik, usia ketika Yesus memulai pelayanannya diawali pada usia 12, muncul kembali pada usia yang ke 30 tahun. Kitab injil kanonik tidak menceritakan kisah kerika Yesus belum berajak umur ke 12 tahun dan usia yang ke 12 sampai 30 tahun.  Munculnya kitab apokrifa

Selama abat ke-III Ms, origenes sebagaimana Klement dari Alexandria berhadapan dengan masalah tidak adannya batasan tetap diantara daftar kitab yang disebut kanon dan daftar kitab yang disebut non kanon, oleh gereja. ia  menata kategori mengenai tulisan-tulisan Kristen yang  di istilakan. (a) anantireta (tidak ditolak) atau homologoumena (diakui) yang dipergunakan secara umum oleh komunitas kristen pada masa itu, (b) amphiballomena (diperdebatkan) yang diperdebatkan kelayakannya, (c) psethde (keliru) termaksud buku-buku yang dikategorikan pemalsuan dan yang menyimpang[9]. untuk melangkapi seperti “Injil masa Yesus dalam bentuk Bahasa arab, kisah Yusuf si tukang kayu, protoevanggelium yakobus. Dan lain sebagainnya.

Nilai Kitab-Kitab apokrifa

Sekalipun kitab ini tidak disarankan agar dibaca dan menjadi suatu bagian dari bacaan wajib kekristenan namun keberadaan kitab-kitan apokrifa dan ditemukannya kitabkitan apokrifa dengan coral genostik (kebatinan) setidaknya dengan hal ini dapat menolong banyak orang dalam mematahkan keragaman pemikiran keagamaan dan mezbah-mezbah agama daam bingkai yudaisme dan kekristenan awal

Dengan ditemukan injil Yudas dan Injil Thomas serta naskah genostik lainnya, orang dapat menhayati sebagaiman yang tertulisa dalam Injil Lukas 1:1-4. Dan juga ketika Rsul Paulus dengan tegasnnya mengingkatkan jemaat mengenai injil yang lain (galetia 1:6-9)[10]

3.    Macam-macam kitab Apokrifa

3.1.   Apokrifa Perjanjian Lama (PL)

Kitab ini ditulis sekitar anatara tahun 300 sM-100 M serta kebanyakanpenulisnnya tidak dikatahui. Kitab ini berjumlah 15, serta dimasukkan dalam versi septuaginta abadnya yang ke-4.  ApokrifaPerjanjian Lama dibagi dalam 5 jenis, yakni:

1.      Pengajaran

2.      Roman Relegius

3.      Sejarah

4.      Nubuat

5.      Dongeng

Apokrifa dalam Perjanjian Lama yang sangat dikenal oleh orang-orang yaitu “kitab Henokh” terdiri dari beberapa karya lain yang memiliki zaman yang berbeda-beda (berlainan).

3.2.  Apokrifa Perjanjian Baru

Apokrifa perjanjian abru merupakan suatu tulisan di luar kanon yang dihubungkan dengan Yesus atau para Rasul. Dapat juga berarti suatu keterangan mengenai Yesus atau para rasul[11]. Pada abadnnya yang ke-2 kesusastraan apokrifa sangat berkembang, khusunnya di wilayah Mesir dan Siria. Adapu motivasi lainnya dibuatnya kita apokrifa antara lain, karena dianggap dalam kitab perjanjian bary yang ditemukan penanaman asas yang tidak jelas, cohntohnya adannya karangan yang sesungguhnya merupakan suatu hasil karangan dua gerakan besar pada sekitar abat ke-2 yakni Gnostistisme dan Montanisme, adannya kita ini juga karena ingin menunjukkan bahwa ucapan-ucapan yesus yang asl, namun tidak terdapat dalam injil kanonis. Dan buku ini dikenal sebagai Pseudepigraf yang memiliki arti yaitu buku yang keliru. Dalam mengumpulkan mengenai ucapan-ucapan Yesus yang asli, papias yang merupakan seorang tokoh yang memiliki peran dalam menyadarkan orang-orang Kristen ortodoks akan bahan-bahan yang berisi ucapan Yesus yang tidak diperhatikan oleh kanon.[12]

Mengenai apokrifa Perjanjian Baru tidak banyak bukti atau daftar yang pasi untuk kitab Apokrifa PB. Kebanyakan dari kitab-kitab ini berisi fiksi relegius, ini biasannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan (keinginan) orang-orang yang percaya pada kitab ini dalam mengetahui informasi mengenai suatu peristiwa-peristiwa kehidupan (sejarah) Kristus yang tidak dituliskan di dalam kanon Injil. Serta dalam kitab Apkokrifa Perjanjian baru menceritakan akhir dari kehidupan para Rasul yang tidak secara spesifi diceritakan dalam kitab kanon Perjanjian Baru. Ada beberapa kitab-kitab Apokrifa dalam Perjanjian Baru yakni.

a.    Gospel according to the Hebrws (injil Ibrani)

b.    Epistle of Pseudo Barnabas (Injil Barnabas)

c.    Shepheard of Hermans

d.   Disache, Teaching of the Twelve

Kitab-kitab Apokrifa banyak yang tidak menerimannya atau menolaknnya sebagai kitab kanonik, dan ada beberapa alasan mengapa kitab apokrifa ini ditolak:

a.         Yosefu (20 SM-40) ini secara tegas dan berani menolak apokrifa bahkan tidak pernah mengutip kitab-kitab apokrifa sebagai Kitab Suci.

b.    Yesus Kristus dan para penulis Perjanjian baru tidak pernah mengakui bahwa kitab apokrifa adalah Kitab Suci

c.    Yerome (340-430 M) serjana dan para penerjemah Vulgata menolah kitab apokrifa sebagai kitab-kitab kanonik

d.   Philo (20 SM-40 M) mengutip Perjanjian Lama sangat banyak dan mengakui Perjanjian Lama, namun tidak pernah menganggap kitab apokrifa sebagai Kitab yang diinspirasikan.[13]

Injil Apokrifa banyak diminati oleh orang-orang karena banyak yang mengatakan bahwa injil Apokrifa banyak membahas mengenai kebenaran tentang Yesus yang tersembunyi, hal ini sudah menjadi suatu hal yang menghebokan bahwa banyak orang yang tidak senang dengan adannya hal semacam itu. Awal dari kata ini terjadi ketika ahli (pakar) dengan dengan bangganya menyambut adanya Injil Yudas, teks yang mereka anggap telah hilang lebih dari 16 abad lamannya.  Dampak dari hal tersebut membuat banyaknnya orang berminat untuk mempercayai atau memegang kitab tersebut, dan banyak juga orang menyatakan teks tersebut menceritakan atau mengungkapkan sejarah (kejadian) yang penting dan ajaran dari masa Hidup Kristus yang selama ini tidak diketahui oleh banyak orang.   

4.      Injil Apkorifa

Injil Apokrifa tidak memiliki standar para rasul serta tidak memiliki prinsip koherensi dan konsisten pengalaran, semua Kitab yang ditelita dan dibaca harus dapat mebuktikan bahwa benar-benar kita tersebut diilhamkan oleh Allah kepada setiap penulis kitab (Para Rasul).

            Saat ini marak juga berbagai buku yang menginformasikan adanya injil-injil di luar injil kanonik seperti injil Thomas dan injil Yudas. Berikut informasi mengenai injil Yudas, Thomas dan naskah genotil

a.       Injil Thomas

Injil Thomas dikenal dengan sebutan Injil Thomas yang merupakan naskah kekristenan awal yang dipelihara dengan sangat baik, ini adalah injil ucapan yang besifat non kanonik yang didapat di Nag Hammadi, Mesir pada bulan desember 1946 yang merupakan salah satu kitab-kitab yang sekarang dikenal dengan sebutan perpustakaan Nag hammadi.  Asal usil injil ini mungkin berasal dari Syria dimana tradisi Thomas begitu kuat terseber, kata pengantar dari injil ini menyatakah bahwa uncapan-ucapan rahasia yang diucapkan Yesus kepada Didymus Yudas Thomas untuk ditulis pada mereka. Para pakar (sarjana) mencurigai mengenai refrensi yang dikaitkan dengan Rasul Thomas merupakan pemalsuan dan penulis sesungguhnya tidak diketahui. Data-data tersebut kemungkinan besar berasal dari lingkungan Kekristenan awal yang kemungkinan merupakan Proto-Gnostik.

            Injil Thomas memiliki perbedaan dan struktur dari teks apokrifa perjanjian baru lainnya dan dari injil kanonik. Injil ini tidak seperti injil kanonik, dimana isinnya tidak berisikan kisah narasi mengenai kehidupan Yesus mealinkan terdiri dari ucapan-ucapan yang dihubungkan dengan Yesus, yang berdiri sendiri serta dirangkai dalam dialog sigkat atau perumpamaan-perumpamaan.

            Injil ini juga mengisahkan perjumpaan Yesus dengan guru-guru. Ketiga guru tersebut mencoba mengajari Yesus mengenai sikap yang baik dan abjad, ketika itu Yesus membuat guru-guru tersebut menjadi heran serta malu memamerka pengetahuannya mengenai abjad. Guru tersebut menyatakan bahwa Yesus bukanlah dari bum, yang dapat menjinakkan api, serta dilahirkan sebelum penciptaan dunia. Si pengarang mengakhiri injilnya dengan versinya sndiri mengenai mukjizat Yesus mengejutkan para tetua dan guru di Bait Suci di Yerusalem yang juga dikisahkan dalam (Lukas 2:42-50).

 

 

b.      Injil kelahiran maria

Pengaran injil ini berfokus kepada kehidupan Maria, mulai ketika Maria dikandung ibunya sampai kepada melahirkan Yesus. Ingil ini mengatakan bahwa Maria yang merupakan keturunan Daud di lahirkan di Nazrt di Galilea, kampong halaman ayahnya.

Uskup Agung Wake mengemukakan pendapatnya mengenai injil ini, yaitu, injil ini ditemykan dalam suatu karya Jerome, seorang Bapa Gereja yang aktif pada abatnya yang ke empat, yang darinya terjemahan ini dibuat. Salinan-salinan kuno berbeda dari salian Jerome, ini disebabkan karena dari salah satunnya Faustus yang terpelajar, seorang ahli inggris, yang menjadi uskup Riez di Provence, berusaha untuk membuktikan bahwa Kristus bukan anak Allah hingga setelah pembabtisannya, serta buka dari keturunan daud dan suku Yehuda, karena mnurut injil yang ia kutib, sang perawan sendiri buka dari suku lewi, ayahnya adalah seorang imam yang bernama Yoakim.

Sakte Collyridians menegakkan pemujaan dan persembahan roti gandum dan biskut keras atau air jernih, sebagi sajian bagi Maria, yang mereka yakini telah lahir dari seorang perawan, seperti kristus sikisahkan dalam injil kanonik. Injil ini berawal karena mengatakan bahwa orang tua maria yang saleh menikah selama dua puluh tahun tanpa mendapat anak, namun meraka melakukan nazar untuk mempersembahkan anak mereka di Bait suci andai Allah memberikan mereka seorang anak, pada saat itu malaikat muncul untuk memberitahukan bahawa mereka akan mendapatkan anak yang mereka nanti-nantikan yang bernama maria, yang akan menadi seorang anak yang saleh serta menaati hukum. Malaikat tersebut juga memberitahukan bahwa maria akan dilahirkan secara mukjizat.[14]

c.       Injil masa kecil Barnabas Arab.

Injil tersebut menisbahkan dirinya kepada “Yusuf sang imam tinggi. Namanya diturunkan dari fajta bahwa injil tersebut hanya dalam Bahasa Arab, namun juga dikena sebagai injil pertama mengenai masa kecil Yesus Kristus. Menurut uskup agung Wake, injil ini diterima oleh kaum Genostik, sebuah sekte Kristen pada abat yang kedua, serta beberapa diantarannya kisahnya pada masa selanjutnya dijakini bersumber dari orang-orang Kristen lain, yakni Eusebius, Epiphanius, Athanasius; chysostom.

            Injil ini dibuka dengan sbuah laporan mengenai Yesus Kristus yang berbicara secara Mukjizat ketika ia masih di dalam buaian. Injil ini juga mneyebutkan sensus Agustus yanv mengharyuskan Yusuf dan Maria yang sedang hamil pergi ke bertlehem, kota ayahnya Yusuf. Ketika maria mulai merasakan bahwa ia akan melahirkan, maka Yusuf segera membawannya ke sebuah gua serta pergi mencari seorang bidan. Ketika itu Yusuf berjumpa dengan seorang yang telah tua lalui segera Yusuf mebawannya untuk bertemua dengan Maria. Ketika mereka sampai meleka terkejut dengan adanya cahaya yang memancar dari gua yang dimana Maria berada, setelah Anak tersebut lahir, maka gembala-gembala datang mengunjuginnya. Serta datangnnya orang-orang majus dari timur Yerusalem.

            Injil ini juga menceritakan dimana Yesus bertemu dengan Firaun serta tingga di mesir selama tiga tahun. Dalam injil ini juga mengkisahkan banyaknya mujizt yang dilakukan oleh Yesus ketika ia berada di mesir dan tadak ada di sebutkan dalam injil masa kecil maupun injil kesempurnaan. [15]

d.      Injil Pseudo-Matius

Injil ini disebut telah ditulis dalam Bahasa Ibrani oleh matius sang Evangelis dan diterjemahkan ke dalam Bahasa latin oleh Jerome. Injil tersebut djakini ditulis sekitar abad ke-8 dan abad ke-9. Penggal pertamadalam injil ini menceritakan tentang kelehiran dan masa kecil maria, serta menjelaskan mengenai pemenuhan nubuat tentang Kristus. Kita ini diawali dangan tiga surat, yang pertama beralamatkan dari dua uskup kepada Jeromr. Yang mengungkapkan kesukaan (kekegamaran) mereka bahwa kitab-kitab apokrifa mengeni kelahiran maria, masa kecil dan kelahiran Yesus menguat kitas-kisah para bidah.  Surat ini juga diikuti dengan dua surat jawaban Jerome diama ia mengungkapkan bahwa matius telah menulis kitab ini buka untuk dipyblikasikan, seperti injil kanonikalnya, namun ia menyimpulkan bahwa permintaan para uskup sera memerangi bidah merupakan alasan yang baik baginnya.

            Ada bnyak kesamaan anatar injil ini dengan pro-injil Yakobus. Dengan bermula Yoakim dan istrinya Anna yang mempunyai keturunan dan rasa malu yang mereka alami.[16]

 

5.      Menyikapi kitab Apokrifa

Sebagai orang yang Beriman kepada Kristus tentu sangat perlu untuk selalu menjaga iman kepercayaan yang dipegang. Dengan adannya kitab-kitab apokrifa yang mungkin dapat melemahkan iman Kristen kaum awam perlu untuk mendapatkan binaan dari orang-orang khusunya yang sudah ahli dalam bidang tersebut bahkan tidak tertutup kemungkinan selalu membaca buku-buku yang membangun iman Kristen serta yang paling utama ialah selalu membangun relasi dengan Tuhan, dengan banyak berdoa, dan baca Alkitab.

 

 

 

BAB 3

PENUTUP

1.       KESIMPULAN

Sesuai dengan uraian di atas, Kitab Apokrifa merupakan suatu kitab yang tidak terkanonisasi karena dianggap bahwa isi dari kitab apokrifa mengandung ajaran yang sesat, juga tidak dimasukkan dalam Kanon Alkitab karena isi dari kitab aporifa murni bukan dari Allah. kitab apokrifa juga telah banyak tersebar bahkan sudah banyak orang yang menyakini kitab aporifa sebagai kitab suci mereka.  Di dalam isi kitab apokrifa juga banyak dituliskan sejarah-sejarah dari tokoh yang ada dalam kitab Suci agama Kristen yang banyak orang Kristen tidak mengetahui hal tersebut.

Kitab apokrifa sangat melemahkan iman apabila dibaca oleh orang Kristen awam yang tidak memahami betul mengenai kitab apokrifa ini tanpa pengawasan (bimbingan) orang yang sudah ahli dalam memahami ajaran salah dari kitab apokrifa, karena isi dari kitab apokrifa sangat jauh dari bayangkan orang Kristen yang meyakini Alkitab. Di satu sisi juga penulis mengatahkan bahwa kitab apokrifa ini sangat menguatkan iman dimana terdapat sejarah-sejarah yang tidak diketahui dituliskan dalam kitab apokrifa, serta dengan adanya kitab apokrifa orang-orang lebih kuat dalam menjaga imanya kepada Yesus Kristus dan lebih waspada lagi dengan adanya kitab-kitab yang palsu yang bisa saja dapat membuat iman seseorang menjadi lemah.

 

2.      SARAN

Sebagai orang Kristen yang mengimani Kitab Suci (Alkitab) sebagai Firman Allah yang tidak ada salahnnya, kita juga perlu mengetahui adanya kitab-kitab yang menyimpang dari kebenaran (Apokrifa), tujuannya supaya ketika kita menghadapi ajaran-ajar yang tidak benar, kita mampu mengantisipasinya sehingga kita tidak mudah terpengarhi oleh ajaran-ajaran yang palsu tersebut, sehingga iman kita kepada Kristus tetap terjaga sampai selama-lamanya.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1.      Ramadhani deshi, sj. Menguak injil0injil rahasia, Kanisius Yogyakarta, 2007

2.      Fatoohi Louany “ The Mystre of Historical Yesus”(sanga Mesia menurut Al-Quran, Alkitab dan sumber-sumber sejarah) PT Mizan pustaka, bandung, 2007

3.      Paul Lawrence, 2006 the lion atlas of bible history. Oxford: lion Hudson

4.      A.Heuken SJ. 1991. Ensiklopedia Gereja, yakarta: Yayasan cipta Lokal Caraka.

5.      Geogre Wurs, Irenius dari Lyon dan injil Yudas dalam “The gospel of judas”

6.      J.D.douglas. 2008 “Ensiklopedia Gereja, Jakarta: yayasan cipta local caraka komunitas bima Kasih.

7.      Kanon-kanon dan detrin-dektrin konsili Trente, sesi keempat, 1546

8.      Menguak injil-injil Rahasia, yokyakarta: kanisius 2007

9.      Brucle M. Metzger, The canon of the New Tastement: its origin, development, and significance, and significance (oxford: Clarendon Press, 1987)

10.  Metzger, The Canon

11.  Dikutib  dalam Lapham, An Introduction

12.  Dikutip dalam Fred Lapham, An Introduction to the New tastement Apocrypha (London: T dan T Clark International, 2003)

13.  Ramadhani deshi, sj. Menguak injil0injil rahasia, Kanisius Yogyakarta, 2007

 

 

                       

 



[1] Ramadhani deshi, sj. Menguak injil0injil rahasia, Kanisius Yogyakarta, 2007

[2] Dikutip dalam Fred Lapham, An Introduction to the New tastement Apocrypha (London: T dan T Clark International, 2003)

[3] Metzger, The Canon

[4] Metzger, The Canon

[5] Dikutib  dalam Lapham, An Introduction

[6]  Brucle M. Metzger, The canon of the New Tastement: its origin, development, and significance, and significance (oxford: Clarendon Press, 1987)

[7] Kanon-kanon dan detrin-dektrin konsili Trente, sesi keempat, 1546

[8] Menguak injil-injil Rahasia, yokyakarta: kanisius 2007

[9] Geogre Wurs, Irenius dari Lyon dan injil Yudas dalam “The gospel of judas”

[10] Geogre Wurs, Irenius dari Lyon dan injil Yudas dalam “The gospel of judas”

[11] J.D.douglas. 2008 “Ensiklopedia Gereja, Jakarta: yayasan cipta local caraka komunitas bima Kasih.

[12] A.Heuken SJ. 1991. Ensiklopedia Gereja, yakarta: Yayasan cipta Lokal Caraka.

[13] Paul Lawrence, 2006 the lion atlas of bible history. Oxford: lion hudson

 

[14] Fatoohi Louany “ The Mystre of Historical Yesus”(sanga Mesia menurut Al-Quran, Alkitab dan sumber-sumber sejarah) PT Mizan pustaka, bandung, 2007

[15] Fatoohi Louany “ The Mystre of Historical Yesus”(sanga Mesia menurut Al-Quran, Alkitab dan sumber-sumber sejarah) PT Mizan pustaka, bandung, 2007

[16] Fatoohi Louany “ The Mystre of Historical Yesus”(sanga Mesia menurut Al-Quran, Alkitab dan sumber-sumber sejarah) PT Mizan pustaka, bandung, 2007

Komentar

Postingan Populer